ILMU KALAM
a) Ilahiyah
Pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah Swt., seperti wujud Allah Swt., nama-nama dan sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan Allah (af’al), dan lain sebagainya.
b) Nubuwat
Pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk kitab-kitab Allah, mukjizat, karomah, dan hal-hal terkait lainnya.
c) Ruhaniyah
Pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik, seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh, dan lain sebagainya.
d) Sam’iyyat
-
Q.S. al-Ikhlas: 1–4Menunjukkan bahwa Allah Swt. Maha Esa.
-
Q.S. asy-Syura: 11Menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyerupai apapun di dunia. Ia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
-
Q.S. al-Furqan: 59Menunjukkan bahwa Tuhan yang Maha Penyayang bertahta di atas ‘Arsy. Dia pencipta langit, bumi, dan segala yang ada di antara keduanya.
-
Q.S. al-Fath: 10Menunjukkan bahwa Tuhan memiliki "tangan" yang berada di atas tangan orang-orang yang setia pada janji kepada-Nya.
-
Q.S. al-Maidah: 117Menunjukkan bahwa Tuhan memiliki “mata” untuk mengawasi seluruh gerak makhluk-Nya, termasuk gerakan hati.
Ayat-ayat tersebut berkaitan dengan dzat, sifat, asma, perbuatan, tuntunan, dan eksistensi Tuhan. Namun, penjelasan rinciannya tidak disebutkan secara eksplisit, sehingga para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkannya. Oleh karena itu, pembicaraan tentang ketuhanan ini kemudian disistematisasikan menjadi sebuah ilmu yang dikenal sebagai ilmu kalam.
Hadis dari Abu Hurairah r.a. menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
“Orang-orang Yahudi akan terpecah belah menjadi 72 golongan.”
Hadis lain dari Abdullah bin Umar r.a. menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
“Akan menimpa umatku apa yang telah menimpa Bani Israil. Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan, dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Semuanya masuk neraka kecuali satu.”Ketika ditanya, “Siapa mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab:“Mereka yang mengikuti jejakku dan para sahabatku.”
Syaikh Abdul Qadir menjelaskan bahwa hadis-hadis ini memiliki sanad yang banyak dan diriwayatkan dari berbagai sahabat seperti: Anas bin Malik, Abu Hurairah, Abu Darda, Jabir, Abu Sa’id al-Khudri, Ubay bin Ka’ab, Abdullah bin Amr bin al-Ash, Abu Umamah, dan Watsilah bin al-Asqa’. Ada juga riwayat yang hanya sampai kepada sahabat, namun memiliki makna serupa.
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan. Dia diciptakan dari air yang memancar, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.”
Pemikiran manusia juga terwujud dalam upaya golongan Mu’tazilah yang menggunakan pendekatan rasional dalam membela Islam dan membantah pemikiran lawan-lawannya. Mereka banyak menggunakan logika dan filsafat Yunani sebagai alat bantu. Tokoh seperti An-Nadham dan Abu al-Hudzail al-‘Allaf mempelajari pemikiran Aristoteles dan mengadaptasinya untuk argumentasi teologis Islam.
Dari pemahaman terhadap roh, manusia kemudian melakukan pemujaan terhadap roh, matahari, benda-benda langit, dan sebagainya. Dengan demikian, kepercayaan terhadap adanya Tuhan secara instingtif telah berkembang sejak manusia pertama.
William L. Reese menyatakan bahwa ilmu tentang ketuhanan (theology) telah berkembang sejak lama, bahkan berasal dari mitos, yang kemudian menjadi natural theology (teologi alam) dan revealed theology (teologi wahyu).
Metode Ilmu Kalam
Ilmu Kalam menggunakan dua pendekatan utama:
-
Dalil Naqli: Berdasarkan teks agama (Al-Qur’an dan Hadis).
-
Dalil Aqli: Berdasarkan argumentasi rasional dan logika.
Dari sini muncullah dua corak pemikiran kalam:
-
Kalam Rasional
-
Kalam Tradisional
Tujuan Ilmu Kalam
a) Menolak akidah yang sesat dengan memberikan penjelasan logis dan argumentatif.
b) Menguatkan landasan keimanan dengan pendekatan filosofis agar Islam dapat dipahami secara rasional, bukan hanya dogmatis.
c) Meneguhkan sistem nilai Islam: iman (akidah), Islam (syariat), dan ihsan (akhlak).
d) Menjawab tantangan teologi dari agama lain yang bisa merusak akidah umat Islam, terutama di masyarakat yang majemuk.
Manfaat Ilmu Kalam
Manfaat mempelajari ilmu kalam terhadap keimanan seorang Muslim antara lain:
-
Memperkuat keyakinan dan akidah berdasarkan pemahaman yang mendalam.
-
Memberi kemampuan untuk membela agama dari tuduhan atau keraguan pihak lain.
-
Menanamkan sikap kritis dan rasional dalam memahami ajaran Islam.
-
Membantu umat Islam memahami perbedaan dalam masalah akidah dengan lebih bijak dan ilmiah.
-
Menjadi dasar dalam menjelaskan Islam kepada masyarakat luas, termasuk non-Muslim.
وَلَقَدْ جِئْنَٰهُم بِكِتَٰبٍ فَصَّلْنَٰهُ عَلَىٰ عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Mempelajari ilmu kalam dalam Islam juga tentu membuat kita tetap istikamah dalam jalan Allah, hal ini karena telah dipekrkuat dengan ilmu Islam dan dasar-dasar pengetahuan sebagai pondasi keimanannya. Tentu tidak akan mudah retak dibanding yang hanya sekedar meyakini tanpa dasar ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pembahasan lebih lanjut lihat di video di bawah ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar